Yang namanya pulau seharusnya indah dan aman untuk dikunjungi, namun tidak dengan kelima pulau ini yang disarankan untuk tidak dikunjungi, penasaran mengapa? silahkan disimak paparannya berikut ini sepeprti dikutip dari Environmental Graffiti.
1. Miyakejima, Jepang
Pulau Miyakejima berada di gugusan Kepulauan Izu, Jepang. Pulau ini dipenuhi aktivitas vulkanis karena terdapat gunung berapi yang meletus beberapa tahun sekali. Bukan saja letusannya yang berbahaya namun gas sulfur dari gunung berapi tersebut menguap lewat tanah sehingga udara pun menjadi penuh gas belerang yang dapat dihirup oleh siapa saja yang mendekatinya..
Letusan Gunung Oyama di pulau Miyakejima yang fenomenal terjadi pada bulan Juli 2000. Evakuasi penduduk pun dilakukan, berlangsung sampai bulan September di tahun yang sama. Demi menghindari bahaya maka dalam hitungan 5 tahun tak ada seorang pun yang boleh kembali ke Miyakejima.
Setelah semuanya berlalu, kini semua penduduk Miyakejima diwajibkan membawa gas ke manapun mereka pergi. Bagi turis pulau ini menjadi destinasi yang cukup terkenal. Banyak penjual masker gas di pinggir jalan, dan tak sedikit turis yang menjelajah pulau bahkan berenang di perairannya.
2. Vozrozhdeniya, Uzbekistan dan Kazakhtan
Vozrozhdeniya merupakan sebuah pulau yang dimiliki Uzbekistan dan Kazakhtan. Pulau ini sungguh mematikan, karena pada tahun 1948, Uni Soviet pernah menjadikan pulau ini sebagai pusat pembuatan senjata biologi, seeprti Virus anthrax, tularemia dan smallpox.
Menurut dokumen yang ditemukan, virus-virus tersebut dimasukkan ke dalam senjata dan disimpan di pulau tersebut. Pulau ini ditelantarkan selama beberapa waktu. Hingga tahun 2000, pemerintah AS membantu untuk membersihkan kawasan tersebut dari virus namun tetap tak ada yang berani masuk ke pulau tersebut.
Tadinya pulau ini terpisah oleh laut, namun dengan berjalannya waktu, air Laut Aral menyusut sehingga pulau ini bersatu dengan pulau utama.
3. B!k!n! Atoll, Marhsall Islands
Sekitar tahun 1946, "Operation Crossroads" yakni proyek ledakan nuklir telah dilakukan di B!k!n! Atoll yang menjadi bagian Marshall Islands. Akibatnya Pulau inipun dipenuhi ledakan nuklir nan berbahaya, menyebabkan kontaminasi baik udara maupun zat radioaktif di perairannya.
Selain itu pada 1954, AS juga meledakkan bom hidrogen pertama di B!k!n! Atoll sebagai bagian dari Operation Castle Bravo. Ini adalah ledakan nuklir terbesar yang pernah diciptakan AS. Risikonya bahkan melebihi yang diperkirakan, pulau-pulau di sekitarnya terkontaminasi.
Akibat dari peledakan tersebut maka banyak ditemukan ekses selama puluhan tahun. Ditemukan zat berbahaya dalam tubuh masyarakat lokal yang mayoritas nelayan. Banyak penyakit aneh yang bersarang di tubuh mereka. Demikian menurut penemuan ilmuwan asal Prancis Pada tahun 1978.
4. Farallon Island, AS
Farallon Island terletak di Samudera Pasifik, tepatnya di pesisir San Francisco, AS. Dari tahun 1946-1970, perairan sekitar Farallon Island menjadi tempat pembuangan limbah nuklir. Katanya, bekas limbah ini masih aktif di perairan tersebut sampai sekarang.
Perairan di sekitar pulau ini menjadi habitat paus, anjing laut, dan berbagai jenis hiu. Para penyelam pun sering mengunjungi Farallon Island untuk melihat keindahan bawah lautnya.
5. Runit Island, Samudera Pasifik
Runit Island adalah bagian dari Enewetak Atoll, Marshall Island, yang terletak di Samudera Pasifik. Pulau ini menjadi basis percobaan nuklir AS selama bertahun-tahun.
Sampai akhirnya pada 1977, tanah dan berbagai material yang terkontaminasi dikubur di kawah buatan di ujung Runit Island. Pihak militer AS pun membuat Cactus Dome, kubah raksasa untuk mencegah penyebaran kontaminasi nuklir. Namun tetap saja, pulau ini tidak aman bahkan untuk tumbuhan sekali pun. (detikTravel)
1. Miyakejima, Jepang
Foto: (Environmental Graffiti) |
Letusan Gunung Oyama di pulau Miyakejima yang fenomenal terjadi pada bulan Juli 2000. Evakuasi penduduk pun dilakukan, berlangsung sampai bulan September di tahun yang sama. Demi menghindari bahaya maka dalam hitungan 5 tahun tak ada seorang pun yang boleh kembali ke Miyakejima.
Setelah semuanya berlalu, kini semua penduduk Miyakejima diwajibkan membawa gas ke manapun mereka pergi. Bagi turis pulau ini menjadi destinasi yang cukup terkenal. Banyak penjual masker gas di pinggir jalan, dan tak sedikit turis yang menjelajah pulau bahkan berenang di perairannya.
2. Vozrozhdeniya, Uzbekistan dan Kazakhtan
Foto: (Environmental Graffiti) |
Menurut dokumen yang ditemukan, virus-virus tersebut dimasukkan ke dalam senjata dan disimpan di pulau tersebut. Pulau ini ditelantarkan selama beberapa waktu. Hingga tahun 2000, pemerintah AS membantu untuk membersihkan kawasan tersebut dari virus namun tetap tak ada yang berani masuk ke pulau tersebut.
Tadinya pulau ini terpisah oleh laut, namun dengan berjalannya waktu, air Laut Aral menyusut sehingga pulau ini bersatu dengan pulau utama.
3. B!k!n! Atoll, Marhsall Islands
Foto: (dok. US Natio melakukan nal Archives) |
Selain itu pada 1954, AS juga meledakkan bom hidrogen pertama di B!k!n! Atoll sebagai bagian dari Operation Castle Bravo. Ini adalah ledakan nuklir terbesar yang pernah diciptakan AS. Risikonya bahkan melebihi yang diperkirakan, pulau-pulau di sekitarnya terkontaminasi.
Akibat dari peledakan tersebut maka banyak ditemukan ekses selama puluhan tahun. Ditemukan zat berbahaya dalam tubuh masyarakat lokal yang mayoritas nelayan. Banyak penyakit aneh yang bersarang di tubuh mereka. Demikian menurut penemuan ilmuwan asal Prancis Pada tahun 1978.
4. Farallon Island, AS
Foto: (Jan Roletto/ Environmental Graffiti) |
Perairan di sekitar pulau ini menjadi habitat paus, anjing laut, dan berbagai jenis hiu. Para penyelam pun sering mengunjungi Farallon Island untuk melihat keindahan bawah lautnya.
5. Runit Island, Samudera Pasifik
Foto: (Environmental Graffiti) |
Sampai akhirnya pada 1977, tanah dan berbagai material yang terkontaminasi dikubur di kawah buatan di ujung Runit Island. Pihak militer AS pun membuat Cactus Dome, kubah raksasa untuk mencegah penyebaran kontaminasi nuklir. Namun tetap saja, pulau ini tidak aman bahkan untuk tumbuhan sekali pun. (detikTravel)